PAMEKASAN, MediaSorotMata.com – Dugaan bisnis kemiskinan pada program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) atau Percepatan Penyaluran Bantuan Program Sembako, yang saat ini terjadi di Desa Rangperang Laok kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur,membuat geram Markas Wilayah (Mawil) Lembaga Komonitas Pengawas Korupsi (LKPK) Kabupaten Pamekasan, dimana penyaluran yang dilakukan pada hari ini selasa (2/3/2022) diduga adanya penyimpangan.
Kepala Mawil LKPK Kabupaten Pamekasan Klino Febri menyatakan,sangat menyesalkan atas dugaan terjadinya bisnis kemiskinan pada program BPNT tersebut.
Dikatakan dia, yang semestinya bantuan yang di terima sebesar Rp.600.000 bisa dirasakan manfaatnya untuk kebutuhan sehari hari,namun pada kenyataannya sebagian warga Desa Ranperang Laok yang di berikan kepada KPM berupa paket sembako.
“Saya sangat mengecam keras atas apa yang dilakukan oknom yang tidak bertanggung jawab hanya memanfaaat bantuan orang miskin, karena dalam penyaluran BPNT yang seharusnya direalisasi pihak Pos justru tidak ada dari pihak Pos, malah KPM hanya diberikan Paket sembako dengan jumlah empat ratus ribu, dan dua ratus ribu lagi sisanya masih dijanjikan nunggu dari pihak pos datang,” ujar Febri (sapaan akrabnya) dengan rasa kesal.
Febri lebih lanjut menerangkan,” bahwa program bantuan nontunai tersebut bisa mengoptimalkan kebutuhan KPM entah dia mau membeli beras yang bermerk atau beras hasil gilingan biasa di warung tertentu. Itu karena semua kebutuhan diambilkan dari potensi KPM setempat, bukan dimonopoli satu supplier tertentu,” terangnya.
Selanjutnya Kepala Mawil LKPK Pamekasan menjelasakan,”Nantinya kami akan berkoordinasi dengan pimpinan Pusat LKPK untuk secapatnya mengambil langkah kepelaporan secara resmi,terkait penyaluran BPNT di Kecamatan Proppo, dengan bukti – bukti yang kami kantongan, yang mana diduga tidak sesuai dengam juknis yang ada, sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Penanganaan fakir Miskin No.29/6/SK/HK.01/2/2022,tentang petunjuk tekhnis percepatan Penyaluran bantuan program sembako periode januari,februari,dan maret tahun 2022,” tutupnya.
Saat pewarta melakukan konfirmasi lewat via telpon ke Kades Rangperang laok menyatakan,”Saya mas masih dalam perjalanan ke Bangkalan,masalah itu sudah ada pendamping,”ucap Kades Rangperang Laok. (jh)