Jumat, 18 Okt 2024
News

Jembatan Simpang DAS Sampai Kini Tak Kunjung Dikerjakan

SINGKIL/SOROTMATA.COM
Jembatan Simpang DAS sampai kini tak kunjung dikerjakan, terlihat gerusan badan jalan meluas kondisi aspal badan jalan yang terlihat menggantung akibat terkikis arus deras dan menyebabkan lokasi pekerjaan jembatan semakin melebar menjadi sungai, Kamis (17/10/2024).

Seperti yang terlihat awak media, pekerjaan proyek pembangunan Jembatan Simpang DAS di Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil hingga kini belum terlihat aktivitas pekerjaannya.

Pasalnya, usai pelaksanaan pembongkaran jembatan sekitar 10 september 2024 lalu, namun rekanan belum terlihat melakukan pekerjaan pemasangan besi jembatan maupun pengecoran, setelah perbaikan pipa PDAM yang rusak akibat terkena alat berat.

Parahnya, kondisi badan jalan yang berada di sisi sebelah utara jembatan yang sebelumnya sempat dikeruk untuk jalan air, kini kondisinya terlihat semakin melebar akibat terkikis air. Aspal jalan yang diperkirakan mencapai 10 meter juga sudah amblas akibat gerusan air.

kondisi tersebut semakin parah, akibat debit air yang semakin meningkat sejak 3 hari terakhir, dan menyebabkan sebanyak 16 desa di Singkil ikut terendam air kiriman dari hulu.

Pekerjaan proyek pembangunan jembatan Simpang DAS Singkil, yang bersumber dari anggaran Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit tahun 2024, dengan nilai anggaran mencapai Rp734.812.919, belum ada dikerjakan, mulai pemasangan besi (bekisting) oleh pihak rekanan perusahaan CV AJK selaku pelaksana.

Paska pembongkaran pekerja hanya terlihat memasang kisdam dengan menggunakan kayu dameli dan plastik sebagai penahan air di lokasi pekerjaan jembatan yang akan dibangun.

kondisi setelah sebulan berlalu dan cuaca normal namun rekanan belum terlihat melakukan pekerjaan meski material sudah terlihat bertumpuk di sisi sebelah utara dan barat badan jalan.

“Itu jalan sudah habis terkikis air, termasuk lahan masyarakat yang disebelah juga sudah mulai tergerus air. “Bisa jadi sebentar lagi rumah pedang baju serba 35 ribu juga terancam roboh,” ucap salah seorang masyarakat saat berbincang dengan wartawan.

“Jembatan alternatif juga sekarang terpaksa ditutup, karena lantai rumah juga sudah mulai terkena tekanan air yang lebih deras, sehingga berbahaya jika terus dilintasi,” ucap pemilik usaha kain yang ada dilokasi sebelah jembatan tersebut.

Ketika salah seorang berjalan melewati jembatan alternatif yang sudah di tutup untuk kendaraan roda dua karna kondisi lantai rumah pedagang yang terancam roboh.

Kepala Dinas pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Erwin Syahputra yang dikonfirmasi wartawan mengatakan, tahap pertama pekerjaan para rekanan, setelah melakukan persiapan mereka mulai merakit besi untuk konstruksi jembatan di lokasi rumah rekanan.

Lantas sekitar akhir Agustus, (12 Agustus 2024-red), saat pekerjaan akan dimulai, terjadi banjir pertama dan setelah kondisi normal rekanan mulai membongkar Jembatan lama sekitar 10 September 2024.

“Lebih lanjut Erwin menjelaskan, kemudian rekanan membuat K
kisdam dan intensitas hujan masih tinggi dan kondisi kisdam masih tetap berair dan arus mengarah ke sisi kanan jembatan.

Dengan tekanan arus deras dari hulu yang masuk, sehingga menyebabkan badan jalan terkikis. “Dengan kondisi ini sehingga pada minggu kemarin, habis maghrib 4 lembar kisdam kita perintahkan untuk dibuka agar tekanan air bisa berkurang ke sisi kanan. Setelah kondisi normal maka badan jalan yang terkikis akan kita benahi,” jelas Erwin. (Sah)



Baca Juga