Jumat, 3 Jan 2025
News

Perjalanan Styfany, Pasien Terdiagnosa Anemia Mulai Dari Puskesmas Pesanggaran, RS Al-Rohmah Hingga RSUD Gambiran

BANYUWANGI/MEDIASOROTMATA.COM – Perasaan haru bercampur lega dirasakan keluarga M.Syafaat warga Dusun Tembakur, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi setelah biaya pengobatan anaknya ditanggung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi lewat SPM yang diupayakan oleh Advokasi Indonesia Sehat.

Bermula pada Senin (1/4/2024) ketika anak sulung Syafaat yang bernama Styfany (13 Th) mengalami demam, kemudian dibawa ke Puskesmas Pesanggaran dan menjalani rawat inap selama 4 hari serta harus menyelesaikan biaya pengobatan sebesar Rp. 1.250.000,-. Sangat disayangkan, sekelas pelayan kesehatan setingkat Puskesmas harus memberikan opsi rawat inap lebih dari 1 hari untuk pasien.

Karena tidak kunjung membaik, pada hari ke-4 tepatnya hari kamis (4/4/2024) pihak keluarga meminta rujukan ke rumah sakit terdekat dan diputuskan keluarga untuk membawanya ke RS Al-Rohmah Jajag di Kecamatan Gambiran. Setelah menjalani perawatan dan termasuk lab darah, Sesuai dengan hasil diagnosa yang dikeluarkan rumah sakit, Styfany dinyatakan menderita ANEMIA GRAVIS.

Tiga hari dirawat sejak Jum’at, (5/04/2024) sampai Minggu, (7/4/2024) serta menghabiskan 2 kantong transfusi darah, oleh pihak RS Al-Rohmah Styfany diizinkan untuk pulang meski menurut penuturan orang tuanya masih dalam keadaan panas suhu badannya.

“Saat ditanyakan, pihak RS Al-Rohmah mengatakan HB pasien sudah membaik serta mengatakan bahwa tranfusi darah yang dilakukan berhasil. Meskipun dalam keadaan sangsi, akhirnya kedua orangtua Styfany membawa anaknya pulang dengan membayar biaya pengobatan sebesar Rp. 5.150.000,- dengan uang hasil meminjam kerabat dan sanak keluarganya.

Keraguan kedua orangtua korban terjawab. Setelah menginap satu malam dirumah keadaan Styfany memburuk, sekujur badannya muncul bercak-bercak merah dan gatal-gatal (yang diketahui kemudian dari penjelasan dokter RSUD Gambiran, itu wajar terjadi karena efek dari transfusi darah) serta panas badannya semakin tinggi. Akhirnya pada hari itu juga (Senin, (8/04/2024), Styfany dibawa kembali ke RS Al Rohmah Jajag dengan memakai motor kerabat dan berboncengan tiga.

Syafaat dan Ika (kedua orangtua Styfany) menjadi bingung karena sesampainya di RS Al Rohmah, pihak rumah sakit menolak untuk merawat anaknya dengan alasan tidak ada dokter spesialis yang menangani dan hanya ada dokter jaga. Kemudian menyarankan membawa pasien ke RS Al Huda Genteng.

Kepada media ini orang tua Styfany menyesalkan pihak RS Al-Rohmah karena saat anaknya masih dalam keadaan panas suhu badannya sudah diizinkan pulang dan dalam waktu semalam kondisinya kembali memburuk yang selanjutnya dibawa lagi ke rumah sakit, malah ditolak dan disarankan untuk ke RS yang lain.

Dengan mempertimbangkan uang hasil meminjam juga bantuan kerabat yang masih dimiliki dari sisa pembayaran di RS Al-Rohmah, akhirnya Syafaat membawa si anak kembali pulang ke rumah.

Dengan meminumkan sisa obat dari RS Al-Rohmah serta mengandalkan air perasan kunyit, Styfany dirawat oleh nenek dan orangtuanya dirumah.

Kondisi kesehatan Styfany terus menurun karena susah untuk diberikan makan. Momen Idul Fitri yang biasanya dirayakan dengan penuh sukacita, terlewatkan oleh keluarga syafaat dengan rasa bingung dan gusar merawat anak yang sakit dengan keadaan seadanya tanpa tahu harus berbuat apa untuk mengupayakan pengobatan anaknya tersebut.

Kabar tersebut didengar oleh salah seorang anggota Advokasi Indonesia Sehat, yang selanjutnya mendatangi rumah M. Syafaat untuk melihat secara langsung keadaan anak yang sakit tersebut.

Melihat kondisi Styfany yang lemah dan mengkhawatirkan, anggota Advokasi Indonesia Sehat (Advis) tersebut kemudian segera melarikan Styfany ke RSUD Genteng untuk lekas mendapatkan perawatan dari tenaga medis. Kedua orangtua Styfany merasa bingung, uang darimana untuk membiayai anaknya dirumah sakit.

“Namun anggota Advis tersebut meyakinkan kedua orangtua Styfany untuk fokus menemani anaknya yang terbaring sakit dan soal biaya jangan dipikirkan dahulu.

Setelah Styfany mendapatkan pertolongan dan melewati masa mengkhawatirkan serta dirawat inap di RSUD Gambiran, anggota Advis tersebut berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Desa Sumbermulyo untuk mengupayakan SPM (Surat Pernyataan Miskin) guna membiayai pengobatan Styfany, karena keaadan ekonomi keluarga syafaat yang memang benar-benar memprihatinkan.

Sampai waktu ini, Styfany masih menjalani perawatan di ruang anak A1 RSUD Gambiran.

Pihak Advokasi Indonesia Sehat sangat mengapresiasi dan berterimakasih kepada Kepala Desa Sumber Mulyo, SUHARDI beserta jajarannya dan pihak terkait di Pemerintahan Daerah Kabupaten Banyuwangi yang sigap dan mempermudah warga yang tidak mampu dan mengalami kesulitan dalam akses kesehatan.

“Terimakasih Bapak Kades Sumber Mulyo, Pak Suhardi beserta staf serta pihak-pihak terkait di pemerintahan Kabupaten Banyuwangi yang mempermudah warga tidak mampu dalam mendapatkan akses kesehatan”, ujar anggota Advokasi Indonesia Sehat Banyuwangi tersebut. (Nang)



Baca Juga