SIDOARJO//MediaSorotMata.com – SMP Negeri 2 Sukodono yang berlokasi di tengah sawahnan luas dan indah. Namun kekreatifan siswa – siswinya tidak kalah dengan sekolah-sekolah lainnya. Area di sekitar naungan rimbunan bambu adalah salah satu tempat paling sejuk untuk menikmati pemandangan rumpun padi.
Ketua tim Adiwiyata, Ikhsan mengatakan, sebagai sekolah yang lahir dari dekat tanah lumbung padi, SMP Negeri 2 Sukodono memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan.
Terutama sejak sekolah ini mencanangkan program Adiwiyata pada 2018, maka seluruh elemen bersepakat untuk memasukkan kepedulian lingkungan ke dalam kegiatan sekolah. “Mulai dari pemberdayaan air, tanah, tumbuhan, dan penghematan energi,” jelasnya.
Ia menambahkan, Usaha yang sudah dilakukan pun bermacam-macam, mulai dari penghijauan tanah blerem, pemanfaatan lahan sekolah untuk kebun pisang, pembuatan kolam ikan, sampai kebun hidroponik dengan memanfaatkan air hujan.
“Beberapa usaha bisa sampai menghasilkan nilai ekonomis, mesti tidak besar, karena bukan itu tujuan utamanya. Misalnya kebun sawi hidroponik, kami biasa menjual sebonggol sawi pakcoy kepada guru-guru SMP Negeri 2 Sukodono dengan harga lima ribu, tapi saat hasil panen kurang bagus kami jual dengan harga dibawahnya.
Yang penting dari setiap program adalah pembelajaran bagi siswa-siswi , yakni menumbuhkan karakter peduli lingkungan, serta melatih keterampilan dan menambah pengetahuan mereka ” ungkap Ikhsan. Karena itu, keterlibatan siswa dalam berbagai usaha pelestarian lingkungan harus ditingkatkan.
Selain itu, salah satu terobosan menarik yang dilakukan adalah penyelenggaraan sedekah pohon pucuk merah kepada pemerintahan desa Masangan Kulon. Sedekah tersebut dihimpun dari siswa, dan dilakukan secara terintergrasi sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Pohon pucuk merah oleh desa Masangan Kulon dimanfaatkan untuk membuat jalur hijau di sepanjang jalan baru di dusun Kecipik.
Ikhsan menambahkan, Program lain berkaitan dengan penyelenggarakan Projek Pengembangan Profil pelajar Pancasila (P5), yang difasilitasi kurikulum merdeka yaitu Siswa-siswi diajak melakukan pembudidayaan dan pemberdayaan tanaman pisang, Pisang sesungguhnya potensi lokal yang luar biasa.
“Siswa-siswi diajak untuk menyemai bibit pisang dengan stek bonggol, membuat pupuk cair dan larutan MOL dari kulit pisang, ekoenzim, membuat kerajinan dari pelepah pisang, sampai membuat kreasi kuliner.” paparnya.
Jumat minggu lalu (19/05), anakan – anakan pisang dari hasil stek sudah dipisahkan, lalu ditanam dalam planter bag pot.
“Proses pembuatannya sendiri sudah dilakukan pada 10 Februari lalu. Hasil pemanenan tersebut dimanfaatkan untuk membuat sabun ekoenzim,”kata Ikhsan.
Pembuatan sabun juga sudah dilakukan pada Jumat (26/05). Sabun-sabun yang dimasukkan ke dalam botol pouch tersebut tinggal dipikirkan pelabelannya saja, agar kemasannya menarik.
Sabun ekoenzim, tanaman pohon pisang, dan produk-produk lain dari pisang tersebut akan dipamerkan pada pameran bertajuk Panen Karya P5, minggu kedua Juni nanti. Selain mempersiapkan pameran tersebut, SMP Negeri 2 Sukodono saat ini juga sedang dalam kesibukan pengajuan untuk menjadi sekolah Adiwiyata Nasional. Semoga dengan pencapaian-pencapaian tersebut semangat kepedulian terhadap lingkungan hidup yang sudah tinggi semakin tinggi lagi. (Nuri)